KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur kita
panjatkan kepda ALLAH SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya dengan judul”Sejarah
Kolonialisme Belanda di Indonesia”. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada ibu Ida Hasanah, MA. sebagai dosen pengasuh mata kuliah Sejarah dan Kebudayaan Indonesia.
Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat dan khususnya bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
berharap bagi pembaca dapat memberi kritik atau saran yang membagun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................ i
Daftar isi..................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................. 1
A. Latar belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................. 3.....
A. Awal
Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia .............. ...3
B.
Pengaruh Peradaban Belanda Atas Struktur Budaya Indonesia............. 3
a.
Di Bidang Pendidikan............................................................................. 3
b. Di
Bidang Arsitektur............................................................................... 4
c.
Di Bidang Agama.................................................................................... 4
d.
Di Bidang Kesenian................................................................................. 5
e.
Dalam Bidang Bahasa ............................................................................ 5
C. Berakhirnya
Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia........... 5
BAB III PENUTUP................................................................... 7
A. Kesimpulan.............................................................................................. 7
B. Saran........................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA............................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belanda
adalah kolonial terlama yang menduduki
bumi indonesia, yakni sekitar 3,5 abad. Setelah VOC mengalami kebangkrutan yang
berujung pada keruntuhanya pada akhir abad ke-18. Kekuatan VOC sangat
mutlak, sehingga menimbulkan berbagai perlawanan kerajaan kerajaan lokal .
diantaranya adalah jayakarta dan mataram. Namun keruntuhan VOC sebagai suatu
lembaga perusahaan yang monopolistik tidak dapat di cegah lagi. Bagunan
usahanya di makan korupsi , penyalah gunaan jabatan dan nafsu kemewahaan.
Pada tahun 1795 kerajaan belanda di
bawah raja Willem V diguling oleh patriot republikan yaang di bantu oleh
prancis. Status belanda menjadi republik benama republik Bataaf(Bataafse
Republiek). Sebagai republik belanda menjadi sekutu prancis dalam melawan
kelompok pro monarki yang di pelopori oleh inggris.
Sementara itu inggris semakin
meningkatakan kegiatannya di Asia, satu persatu wilayah VOC dapat di rebut,
antara lain Hindustan, Ceylon, Persia Dan Malaka. Ingggris juga memblokade
ekspor rempah rempah belanda ke eropa.
Akibatnya VOC mengalami kerugiaan besar, melihat VOC mulai kalah
bersaing, Williem V memandang tidak masuk akal untuk tetap mempertahankan VOC.
Maka, berdasarkan pasal 249 UUD
Republik Bataaf (Belanda) 17 maret 1799, di bentuknya suatu badan untuk
mngambil alih semua tanggung jawab atas hak milik dan hutang VOC. Badan itu bernama Dewan Penyatuan Hak Milik
Belanda di Asia (de Raad van Aziatische Bezittinangen en Etabilisementen).
Pengambilan alih ini resmi di umukan di Batavia pada tanggal 8 agustus 1799.
Pada tanggal 31 desember 1799 VOC dinyatakan bangkrut dan seluruh miliknya di
bawah kekuasaan negara belanda.
Setelah VOC jatuh bangkrut dan kekuasaan Britania yang pendek di bawah
Thomas Stamfrord Raffles, pemerintahan belanda mengambil alih kepemilikan VOC
pada tahun 1816. Dengan di bubarkanya VOC maka indonesia secara resmi berada
langsung di bawah kekuasaan kerajaan belanda dengan nama Hindia Belanda.
B. Rumusan masalah
1.
Bagaimana awal kedatangan bangsa belanda ke indonesia?
2.
Apa saja pengaruh peradaban belanda atas budaya
indonesia?
3.
Bagaimana berakhirnya masa penjajahan belanda di
indonesia?
C. Tujuan
1.
Mengetahui awal kedatangan bangsa belanda ke
indonesia.
2.
Mengetahui
pengaruh peradaban belanda atas budaya indonesia.
3.
Mengetahui berakhirnya masa penjajahan belanda di
indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Awal Kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia
Tahun 1596 adalah awal kedatangan Bangsa Belanda ke Negara Indonesia. Empat buah kapal yang dipimpin oleh Pieter Keyzer serta Cornelis de Houtman ini sampai ke pelabuhan Banten setelah menempuh perjalanan selama satu tahun lebih. kunjungan dari kapal Belanda ini ke daerah Banten kurang disambut baik karena sifat arogan yang ditunjukkan oleh Cornelis de Houtman. Kemudian dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1598 Belanda mencoba lagi kembali ke Indonesia di bawah pimpinan Jacob Van Neck, dan mereka berhasil disambut baik oleh penguasa Banten saat itu karena mereka telah belajar dari kesalahan Cornelis de Houtman. Akhirnya, Belanda diperbolehkan untuk melakukan perdagangan di kawasan pelabuhan Banten. Tujuan awal Belanda adalah untuk berdagang rempah-rempah, namun setelah mereka berhasil mendapatkan keuntungan melimpah serta menemukan daerah sumber rempah-rempah, Belanda mulai melakukan aksi monopoli perdagangan dan sejarah penjajahan Belanda di Indonesia pun dimulai.[1]
B.
Pengaruh Peradaban Belanda Atas
Struktur Budaya Indonesia
a. Di Bidang Pendidikan
Salah
satu pengaruh peradaban Belanda atas struktur budaya Indonesia adalah
pendidikan. Sistem pendidikan Belanda bersaing dengan sistem pendidikan lokal
Indonesia yang umumnya berupa pecantrikan dan mandala. Juga, sekolah-sekolah
Belanda mulai menyaingi pesantren, lembaga pendidikan yang banyak dipengaruhi
Islam.
Sekolah,
sebagai basis proses pendidikan formal Indonesia saat ini, merupakan wujud
nyata membekasnya pengaruh Belanda. Peserta didik dibagi ke dalam lokal-lokal
menurut rombongan belajar, di setiap kelas peserta didik duduk dalam beberapa
banjar menghadap ke depan, dan guru berdiri di muka kelas selaku narasumber
utama belajar. Ini serupa dengan struktur kelas di dalam gereja sejak masa
skolastik Eropa. Namun, sistem persekolahan Belanda awalnya bersifat
segregatif. Ada sekolah khusus Belanda dan Eropa seperti Europesche Lagere
School (ELS), untuk Tionghoa semisal Hollands Chinese School, ataupun
Indlansche School untuk pribumi.
tujuan
pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia sekadar untuk
menyediakan tenaga ahli yang terampil, terdidik dan murah untuk mengerjakan
administrasi kolonial. Ini guna mengantisipasi meluasnya wilayah kekuasaan
Belanda. Luasnya wilayah kelola tentu diiringi kerumitan serupa dalam tata
administrasinya. Tujuan lainya adalah untuk mengarahkan pendidikan bagi
masyarakat indonesia agar terbebas dari kebodohan, sehingga mampu menyediakan
tenaga ahli dan terdidik dalam segala bidang.
Dalam
perkembangan selanjutnya sekolah sekolah ini telah memunculkan sekelompok
intelektual muda berbakat yang sangat berpengaruh. Dalam sejarah indonesia
selanjutnya, mereka adalah orang orang yang menjadi pelopor pencerahan bagi
seluruh rakyat indonesia supaya timbulnya perasaan persatuan dan nasionalisme
(kebangsaan) sehingga mengantarkan indonesia kedepan pint gerbang kemerdekaan,
walapun dari sana masih perlu menempuh waktu yang relatif panjang.[2]
b. Di
Bidang Arsitektur
Peninggalan
budaya Belanda lain di bidang arsitektur adalah rumah tinggal. Seperti diketahui,
orang-orang Belanda kebanyakan tinggal di sentra-sentra kegiatan ekonomi di
mana tanah dan material bangunannya cukup mahal. Selain orang biasa, konstruksi
bangunan Belanda juga banyak dipakai oleh keluarga-keluarga priyayi Indonesia.
Misalnya raja-raja Indonesia seperti di Banten dan Yogyakarta membangun rumah
kediaman mereka serupa dengan konstruksi rumah-rumah Belanda. Bangunan Belanda
kerap disebut puri Belanda, yang juga berfungsi sebagai basis pertahahan
terakhir tatkala terjadi perang. Umumnya, gedung perkantoran Belanda di
Indonesia dibangun bergaya Yunani-Romawi Kuno. Cirinya adalah bangunannya
besar-besar, pilar besar dan tinggi di bagian depan, hiasan doria dan ionia
dari Yunani.
Seni pada
bangunan masa penjajahan mengunakan gaya Eropa seperti pada Benteng Vredeburg
di Yogyakarta. Penjajahan kolonial Belanda sangat berpengaruh terhadap adanya
teknologi dan seni bangunan di wilayah Indonesia. Teknologi pada bangunan
modern dikenalkan oleh Bangsa Barat di berbagai daerah di wilayah Indonesia.
c. Di
Bidang Agama
Pengaruh kolonial yang lain adalah
persebaran agama Kristen di Indonesia. Penyebaran agama Kristen sangat intensif
seiring dengan datangnya Bangsa-bangsa Barat ke Indonesia pada abad ke-16.
Kedatangan Bangsa-bangsa Barat itu semakin memantapkan dan mempercepat
penyebaran Agama Kristen di Indonesia.
Naiknya
dominasi Belanda membuat pergerakan misionaris Katolik Portugis tersendat untuk
kemudian digantikan zending Protestan Belanda. Kekuatan pengaruh Katolik Portugis
hanya tersisa di Flores dan Timor. Pengaruh Belanda di bidang agama terutama di
Sumatera Utara (terutama di Tanah Batak), Sulawesi Utara (terutama di Manado
dan Minahasa), Kepulauan Maluku (terutama di Ambon), Papua (termasuk Papua
Barat), serta Sulawesi Tengah-Selatan (terutama Tana Toraja).[3]
d. Di Bidang Kesenian
Perubahan
kesenian juga terjadi terutama di masyarakat perkotaan yang mulai mengenal
tarian-tarian Barat. Kebiasaan dansa dan minum-minuman yang dikenalkan para
pejabat Belanda berpengaruh pada perilaku sebagian masyarakat Indonesia.
Seputar
pengaruh budaya Belanda, Djoko Sukiman menjelaskan terbitnya kebudayaan Indis.
Indis adalah kebudayaan campuran antara budaya Belanda dengan Pribumi. Indis
terutama berkembang di pulau Jawa antara abad ke-18 hingga 19. Kebudayaan Indis
dapat diidentifikasi pada pelacakan pengaruh budaya Belanda atas tujuh unsur
budaya universal (yang awalnya dimiliki kalangan pribumi) yaitu bahasa,
peralatan dan perlengkapan hidup manusia, matapencarian hidup dan sistem ekonomi,
sistem kemasyarakatan, kesenian, ilmu pengetahuan dan religi. Namun, praktek
budaya Indis lebih dialami masyarakat pribumi di Jawa, khususnya kalangan
menengah ke atas.[4]
e.
Dalam
Bidang Bahasa
bahasa
banyak bahasa-bahasa Belanda yang sedikit banyak memengaruhi pada kosa kata di
Bahasa Indonesia. Beberapa kata yang merupakan serapan dari Bahasa Belanda
antara lain : Kulkas = Koelkast, Kamar (ruangan) = Kamer, Saklar = Schakelaar,
Kenop = Knopje, Keran = Kraan, Kubus = Kubus, Dus = Doos, Soak = Zwak, dan
Baut, mur = Bout, Moer
C. Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda
di Indonesia
Penjajahan Belanda terhadap Indonesia benar-benar berakhir saat Pemerintah Jepang melakukan penyerangan. Tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Kemudian, di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura, tentara Jepang mulai menginjakkan kaki ke Pulau Jawa. Di sana Letnan Jenderal Hitoshi Imamura mengancam akan menyerang Belanda apabila tidak segera menyerah. Pada akhirnya setelah mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer sebagai Jenderal Hindia Belanda menyerah dan dan ditangkap. Hal ini menjadi tanda dimulainya masa penjajahan Jepang di Indonesia sekaligus berakhirnya sejarah penjajahan Belanda di Indonesia.
Bagii
belanda, kekalahan yang di deritanya membuat mereka kehilangan wilayah
jajahanyang paling besar dan mengguntungkan. Tidakalh heran apabila dalam pameo
orang belanda masa itu terkenal ucapan,” Indie Verloren, Ramspoed Geboren,
hindia belanda hilang, indonesia pun lahir. Hal itu baru terjadi setelah tiga
setegah tahun penduduk militer jepang
yang brutal meninggalkan indonesia, dan kemerdekaan indonesia di
proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belanda adalah kolonial paling lama
yang menjajah indonesia, belanda menjajah indonesia sekitar 350 tahun. Banyak
peninggalan peninggalan budaya belanda yang terdapat di indonesia, seperti kebudayaan Indis.kebudayaan ini adalah kebudayaan
campuran antara budaya Belanda dengan Pribumi. Kebudayaan Indis berkembang di
pulau Jawa antara abad ke-18 hingga 19. Kebudayaan Indis dapat diidentifikasi
pada pelacakan pengaruh budaya Belanda atas tujuh unsur budaya universal (yang
awalnya dimiliki kalangan pribumi) yaitu bahasa, peralatan dan perlengkapan
hidup manusia, matapencarian hidup dan sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan,
kesenian, ilmu pengetahuan dan religi. Namun, praktek budaya Indis lebih
dialami masyarakat pribumi di Jawa, khususnya kalangan menengah ke atas.
Bukan
hanya budaya indis, peninggalan lainya adalah di bidang pendidikan, awal
terbentuknya pendidikan di indonesia adalah pada masa hindia belanda, yaitu
pada saat belanda menerapkan sistem tanam paksa yang menyebabkan penderitaan
bagi rakyat pribumi, seperti kemiskinan, kelaparan, kematian, bahkan ada juga
penduduk yang meninggalkan tanah kelahiranya untuk menghindari diri dari sistem
tanam paksa oleh pemeintah belanda. Pada abad ke 19 muncullah gerakan humanis
di belanda yang di pelopori oleh Conrad Theodore Van Deventer,gerakan ini
menuntut perubahan bentuk yang hanya menguntungkan sepihak menjadi hubngan yang
saling menguntungkan. Van Deventer meyerukan agar di lakukan sedikit perhatian
khusus guna memajukan negeri jajahan. Menteri tanah jajahan belanda, Frans Van
de putte, yang memperkenalkan sistem pendidikan barat sekitar tahun 1884,
tujuan pengembangan ini untuk menghasilakan tenaga administrasi belanda yang
terampil, terdidik,dan murah.
B.
Saran
Dengan
ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang
“Sejarah
Kolonialisme Belanda di Indonesia” kami
berharap makalah dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.
[1]
Adi Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, Diva Press, Jogjakarta,2014,hal 250
[2]
Ibid....Hal 272
[4] Djoko Sukiman, Kebudayaan Indis: Dari Zaman
Kompeni sampai Revolusi, Jakarta, Komunitas Bambu, 2011, h. 2.
DAFTAR PUSTAKA
Adi
Sudirman, Sejarah Lengkap Indonesia, Diva Press, Jogjakarta,2014
Supartono Widyosiswoyo, Sejarah
Kebudayaan Indonesia, Jakarta:Universitas Trisakti,2006.
Djoko Sukiman, Kebudayaan Indis: Dari Zaman
Kompeni sampai Revolusi, Jakarta, Komunitas Bambu, 2011.
terima kasih kak blog nya sangat membantu
BalasHapusSaya thasya nur oktavia dari ISB Atma Luhur